Annyeonggg,,,,,
Author kembali,,,,
setelah berbulan-bulan macet akhirnya bisa juga aku selesai'in nie FF,,,
mian bru bisa posting sekarang....
luaammmaa banget ia,,,
dari pada author.a kebanyakan ngemeng mending lgsg dibaca aja ia,,,,
New Cast.
Tiffany SNSD as Tiffany
Veronica Sidabalok-manik as Chun Hye Sun
Suatu hari Ha Jun sedang melamun di perpustakaan, dia ingat kejadian kemarin ketika Hyung Jun kerumahnya, dia sungguh tak menyangka bisa berkenalan dengan Hyung Jun setelah sekian lama hanya bisa memandanginya dari kejauhan saja. Tanpa sadar dia tersenyum, memikirkan tentang Hyung Jun adalah hal yang sangat menyenangkan baginya, perasaan hangat selalu menyeruak dalam hatinya bila ia teringat pada namja pujaannya itu. Karena sedang asyik memikirkannya Ha Jun tak sadar kalau Hyung Jun sudah duduk disampingnya.
“Ha Jun ah~ annyeong,,,,” Hyung Jun mencoba menyapa Ha Jun tetapi tak ada tanggapan dari Ha Jun. “Kenapa anak ini??” kata Hyung jun dalam hati. “Ha Jun ah~ kau sedang melamun ya” Hyung Jun mencoba membangunkan Ha Jun dari lamunannya. Ha Jun pun tersadar dan salting di depan hyung Jun.
“Oppa,,kenapa kau disini??aku tidak melihatmu datang, kapan kau datang?? Kau selalu mengagetkanku karena kehadiranmu” kata Hyung Jun setelah sadar dari lamunanya, dia memandang bingung, senang dan salting ke arah Hyung Jun. Hyung Jun tersenyum melihat tingkah yeoja didepannya.
“Aissh kau ini, kau saja yang terlalu asyik dengan lamunanmu, kau pasti sedang melamunkan aku ya??” Ha Jun terhenyak mendengar ucapan Hyung Jun kenapa dia bisa tahu?? Tidak tidak mungkin dia tahu apa yang sedang kupikirkan, aku yakin dia bukan Edward Cullen yang bisa membaca pikiran itu, pikir Ha Jun. “Yah,, !! oppa kau ini pede sekali, buat apa aku melamunkanmu, kurang kerjaan” Ha Jun memanyunkan bibirnya berpura-pura marah. “yayaya,, arraseo,,arraseo tak perlu manyun begitu” Hyung Jun terkikik. “kuronde, kenapa kau disini oppa, kau mencariku ya?? Kau rindu padaku kan??” Ha Jun mencoba menggoda Hyung Jun. “Song Ha Jun, kau sedang bermimpi ya?? Seingatku kemarin kau tidak seperti ini, aku kira kau ini orangnya pendiam.” Hyung Jun mengelak membuat Ha Jun terbahak
“jinjja?? Apakah aku seperti orang yang pendiam?? makanya ingat kata pepatah Don’t judge book from it’s cover” Ha Jun terkikik. “tidak lagi sekarang, ternyata aku salah menilaimu” kata Hyung Jun. Ha Jun masih saja tertawa membuat Hyung Jun jengkel. “sudahlah tak ada yang lucu, tak ada yang perlu ditertawakan” sergah Hyung Jun ketus. Ha Jun mencoba berhenti tertawa “aku ingin bicara serius denganmu” tiba-tiba Hyung Jun menunjukkan muka serius”aku hanya akan berbicara satu kali dan tidak akan mengulanginya”. Jangan-jangan oppa mau memintaku menjadi pacarnya, mungkin memang seperti itu. Lalu aku bilang apa ya? Tidak mungkin aku menolak karena aku sudah lama suka padanya, apa aku suruh dia menungguku saja ya?? lalu apa yang akan kukatakan padanya mungkin sebaiknya aku memang menyuruhnya menunggu dulu, biar oppa tidak berpikir aku terlalu agresif kata Ha Jun dalam hati. “kau mau kan???” Hanya kata itu yang bias ditangkap telinga Ha Jun menghentikan lamunanya. “Ne oppa?? Kau tadi bilang apa??” Ha Jun bertanya dengan mimik muka tak bersalah. Mata Hyung Jun menyipit “kau tadi tak mendengarkan ku ya??”. Ha Jun menggeleng “Aissh,, jinjja kau ini” Hyung Jun menjitak kepala Ha Jun. “Aigyo,, oppa kenapa kau memukulku, apa salahku” Ha Jun mengusap-usap kepalanya bibirnya cemberut.
“Salah siapa kau tak mendengarku, berbicara denganmu seperti bicara dengan batu” sergah Hyung Jun kesal. “mianhe,,, katakan sekali lagi dan aku akan mendengarnya” Ha Jun menunjukkan muka menyesal, “Jebal,,,” Ha Jun masih terus berusaha membujuknya. “coayo, aku ingin les piano dengan young Saeng hyung, kau bisa membantuku kan untuk bilang padanya”. Ha Jun paboya,, tentu saja dia tidak akan memintamu menjadi pacarnya, kau sedang bermimpi ya?? dia hanya ingin les piano dengan kakakmu saja. Seharusnya kau jangan berpikir yang bukan-bukan, mana maungkin dia mau kau jadi pacarnya, lihatlah dirimu! Dasar bodoh, katanya dlam hati. “ottokhae??” Hyung Jun menunggu jawaban “Ne,, ne,, aku akan bantu, aku kira ada apa huh,,” sungut Ha Jun kesal. Hyung Jun bingung mendengar jawaban Ha Jun yang terlihat tidak ikhlas “kau marah padaku?? Kau tak perlu memaksakan dirimu jika memang tidak mau membantu” Nada bicara Hyung Jun terdengar kecewa, Ha Jun terkejut mendengarnya. “Aniyo,, tentu saja aku senang membantumu oppa, aku ikhlas, aku mau, aku ingin” jawab Ha Jun cepat “Jinjja??” Tanya Hyung Jun seakan tak percaya. “Ne,, tapi kau harus mentraktirku oppa, aku kan sudah membantumu” kata Ha Jun. haduh kenapa aku jadi berubah seperti ini??? padahal dulu aku jadi salting dan ngga bisa ngomong apa-apa jika bertemu Hyung Jun oppa, tapi sekarang aku malah bertingkah yang aneh-aneh??. “Aissh,, kau ini ternyata memang tak ikhlas membantuku, yang kau pikirkan hanya makanan saja.” Sergah Hyung Jun “Wae?? Aku berhak mendapatkan itu, aku bilangin ya oppa,, merayu oppaku yang berhati dingin itu sangatlah tidak mudah hanya aku yang bisa melakukanya” kata Ha Jun melebih-lebihkan “arraseo” jawab Hyung Jun singkat. “huh?? Dari mana kau tau??” mata Ha Jun menyipit “kau memata-mataiku ya??”. haha~ mana mungkin dia memata-mataimu kau narsis sekali Ha Jun. “mwo?? Pede sekali kau ini, aku tau kalau young saeng hyung pasti akan meluluskan permintaan dongsaengnya yang bawel ini, karena kalau tidak kau pasti akan merengek-rengek padanya, kau kan memang tipe orang seperti itu” Hyung Ju membela diri. Ha Jun mencibir “huh, dasar sok tau,,” Hyung Jun nyengir.
“OK, kalau begitu kapan bisa mulai latihan??” Tanya Hyung Jun tak sabar. “mwo?? Latihan?? Latihan apa??” Tanya Ha Jun polos “tentu saja latihan main piano, aku sudah tak sabar, pasti senang sekali bisa diajari oleh young saeng hyung, siapa tau aku bisa jadi pianis terkenal seperti dia hehehe~” ucap Hyung Jun dengan pedenya. “Aissh kau ini, jangan bermimpi ketinggian mana mungkin kau bisa jadi pianis terkenal haha~ aku tak yakin saat itu akan datang, lagipula kau harus bilang pada young saeng oppa dulu” Ha Jun menerangkan. “baiklah pulang sekolah aku akan kerumahmu” kata Hyng Jun. “terserah” Ha Jun mengangkat bahu dan berusaha menyembunyikan perasaan senangnya. Omona,, hari ini aku pulang dengan Hyung Jun oppa, aku tak menyagka hal ini akan terjadi, haha~ lihat saja reaksi Je Sun nnie begitu tau kan hal ini, kali ini aku harus benar-benar berterimakasih padanya karena sudah membuat oppa kerumahku kemarin. Tiba-tiba ponsel Ha Jun berbunyi
“Ne, yoboseyo”
“Ha Jun ah~ odika???”
“Je Sun oennie, museun iriya??”
“Aniyo,, tak ada apa-apa,,” kata Je sun dengan suara yang tak enak didengar kesal bercampur geli “yah~ Ha Jun ah~ jangan bilang kau lupa janji mu”
“yaksok?? Yaksogi mwoyeyo???”
“Aish,, jinjja,, jeongmal paboya,, aku sudah mengira kau akan lupa”
“memang apa yang kulupakan oen??” Ha Jun menggaruk kepalanya yang tak gatal.
“kau janji akan mentraktir kita hari ini kan?? hari ini kan giliranmu, aku sudah mencari ke kelasmu tapi kau tak ada” mata Je Sun menyipit. “atau jangan-jangan kau memang ingin lari dari tanggung jawab” lanjutnya
“mwo?? aniya,,, aniya,,”
“Gojitmal!!”
“Aniya,, chamkamman,, aku akan kekantin sebentar lagi,,”
“Ne,, ppali” Je Sun mendengus dan mematikan ponselnya.
“waegeurae??” tanya Hyung Jun ketika Ha Jun memasukkan ponsel ke sakunya. “Je sun oennie,, mian oppa aku harus pergi ke kantin sekarang” jawab Ha Jun dan ia segera bangkit dari kursinya. “museun iriya??” Hyung Jun pun ikut bangkit, ia menganggap sesuatu yang buruk terjadi. “aniyo,, aku hanya lupa sesuatu hhe~, aku harus segera pergi, annyeonghi kaseyo oppa” Ha Jun nyengir dan menuju kantin “Chamkamman,, aku ikut” perkataan Hyung Jun membuat Ha Jun berhenti dan menoleh kearahnya. “mwo??” tanya Ha Jun “aku ikut, aku lapar,,” jawab Hyung Jun sambil memegangi perutnya yang memang sedari tadi sudah protes minta diisi. “kajja” kata Hyung Jun. Merekapun segera menuju ke kantin.
________________________**
-di kantin-
Saat ini suasana kantin sedang ramai, hampir seluruh murid keluar dari kelasnya untuk sejenak duduk-duduk di kantin sambil menyantap makanannya dengan teman-temannya. Hampir seluruh meja sudah penuh, namun beruntung karena Ji Ra, Je Sun dan Min Chan sudah mendapatkan meja.
“Aissh jinjja,, dimana Ha Jun oennie?? Je sun oennie telepon dia lagi” Ji Ra berdumal plus mencak-mencak karena sudah dari tadi ia menunggu Ha Jun.
“Anak itu jangan-jangan memang melarikan diri, awas aja kalo sampe dia berani berbuat begitu, besok pasti aku akan minta dua kali lipat” gerutu Min Chan kesal.
“sudahlah,kita tunggu saja” Je Sun mengingatkan. Mata Ji Ra menyipit “bukankah itu Ha Jun oennie??” kata Ji Ra sambil menunjuk Ha Jun yang baru saja memasuki kantin. Tentu saja dengan Hyung jun disampingnya. Pemandangan itu membuat Ji Ra, Min Chan dan Je Sun ternganga.
“Hyung Jun” teriak Kyu Jong pada Hyung Jun yang sedari tadi mencari-cari meja yang kosong. Tentu saja itu tidak mudah karena seluruh meja sudah ada yang menempati. Kyu Jong sendiri juga baru saja memasuki kantin setelah bermain basket dilapangan bersama Jung Min.
“Kyu Jong hyung, Jung Min hyung annyeong” sapa Hyung Jun. Kyu Jong dan Jung Min-pun segera menghampiri Hyung Jun. Saat itu Ha Jun melihat teman-temannya yang teranganga. Dia pun melambai. “Oppa, itu teman-temanku, kau mau ikut bersamaku?? mungkin sudah tidak ada tempat lagi yang tersisa” ajak Ha Jun. “Ne” jawan Hyung Jun singkat. “ehem-ehem” suara Jung Min menyadarkan Hyung Jun akan sesuatu. “Oh Hyung, kenalkan ini Ha Jun,, Ha Jun ini Kyu Jong dan Jung Min” kata Hyung Jun. “Annyeonghaseo Song Ha Juniyeyo” kata Ha Jun memperkenalkan diri dengan tersenyum manis. Tapi tentu saja sebenarnya dia sudah kenal dengan namja-namja dihadapannya mereka bertiga selalu bersama.”Annyeonghaseo Kim Kyu Jongiyeyo” kata Kyu Jong. “Park Jung Miniyeyo” kata Jung Min. “oppa, sebaiknya kita kesana atau temanku akan marah sekali padaku, kalian tentu saja boleh bergabung oppa” kata Ha Jun. Merekapun segera menuju ke meja Ji Ra, Min Chan dan Je Sun.
“Annyeong yorobun, mianhe aku lupa teman-temanku sayang” kata Ha Jun menatap ketiga temannya dengan pandangan minta maaf namun teman-temannya hanya memandang penuh arti padanya. Lalu Ha Jun duduk di dekat Je Sun dengan Ji Ra dan MinChan di depannya sementara Hyung Jun duduk disamping Ha Jun dan Kyu Jong dan Jung Min didepannya. *ini ceritanya tempat duduknya ada 8 berhadap-hadapan*
“mworago??” tanya Ha Jun kepada ketiga temannya menyadari keadaan yang tidak biasa. “Aniyo” jawab ketiganya bersamaan. “Ya sudah cepat pesan, tapi jangan yang mahal-mahal ya plus jangan banyak-banyak aku bisa tekor nanti” Ha Jun mengingatkan. “Oo,, kau mentraktir mereka tapi tak mentraktir kami??” kata Hyung Jun “mwo??”Ha Jun tekejut. “sekalian ya Ha Jun, kita bertiga juga” Jung Min menimpali. “Aniyo, aniyo oppa aku tak mau membayar makananmu” Ha Jun berusaha menolak, menibas-ngibaskan kedua tangannya. “Ayolah, Ha Jun itung-itung sebagai tanda perkenalan” Kyu Jong ikut angkat bicara. “tidak ada peraturan yang menyatakan tanda perkenalan itu harus berupa traktiran” Ha Jun bersikeras. Tapi namja-namja itu terus mendesak hingga akhirnya Ha Jun tak bisa berkutik. “geurae,, geurae, aku traktir kalian” akhirnya Ha Jun menyerah. “Aissh jinjja, mana ada yeoja yang harus membayar mekanannya namja” Ha Jun menggerutu. “awas ya oppa, aku akan minta lebih besok saat kau mentraktirku” bisik Ha Jun pada Hyung Jun
“Ottokhae Chinaseyo??” tanya Kyu Jong pada Ji Ra yang ada disampingnya saat mereka semua sedang menunggu makanan yang dipesan datang. “Ne??” Ji Ra berbalik bertanya. “kemarin lusa aku tak sengaja melempar kepalamu dengan bola basket hingga kau pingsan. Bagaimana keadaanmu saat ini?” tanya Kyu Jong sekali lagi. “Ah,, itu tak apa oppa gwenchanayo” kata Ji Ra sambil terenyum hatinya berdebar-debar tak karuan saat berbicara dengan namja disampingnya. Kyu Jong menghela napas “mianheyo” ucapnya. “gwenchanayo oppa,, gwenchanayo”
-Kyu Jong POV-
aku menghela napas. “mianheyo” hanya itu yang dapat kusampaikan. “gwenchanayo oppa,, gwenchanayo” dia menjawab tapi tentu saja itu tetap tidak membuatku merasa lega. Aku sangat bersalah pada yeoja yang ada disampingku ini, orang yang aku sukai selama ini.”Ireumi mwoyeyo?” kata itu yang terlontar dari bibir mungilnya membuatku kaget. Aku lupa tentu saja dia belum tau namaku, hanya aku yang tau namanya karena dia memang orang yang aku cintai, aneh bukan jika aku tak tau namanya.dahinya mengerut menunggu jawabanku membuatnya terlihat lucu. “mianhae, aku belum memperkenalkan diri aku Kyu Jong” jawabku gugup, Oh bagus,, sekarang dia pasti menganggapku aneh. Aku mencoba tersenyum “Chonun Kim Ji Ra imnida” katanya mengenalkan diri dan tersenyum manis sekali membuat jantungku berdebar dua kali lipat. OMONA,, lihatlah betapa manisnya yeoja yang ada disampingku saat ini, apalagi jika sedang tersenyum. Cham yeppeoyo.
-Kyu Jong POV- end
“Annyeong Min Chan,, kita bertemu lagi” sapa Jung Min pada Min Chan yang duduk di ujung sana. Melihat keadaan tak menyenagkan bila berbicara seperti ini Jung Minpun meminta bertukar tempat duduk dengan Kyu Jong.
“Yah, Hyong kau duduk saja di tempat Min Chan dan biarkan Min Chan duduk disini, aku ingin berbicara padanya.” kata Jung Min pada Kyu Jong yang sedang asyik berbicara dengan Ji Ra dan ia mengedipkan sebelah matanya pada Min Chan membuatnya salting. Mereka-pun bertukar tempat. Tak lama kemudian makanan mereka datang.
“Min chan, begini bagaimana jika sebagai permintaan maafku atas kejadian kemarin lusa, kau makan malam saja denganku” kata Jung Min sambil melahap makananya. Min Chan yang sedang menikmati makanan-pun tersedak dibuatnya. Jung Min-pun segera memberikan minuman Min chan pada yang punya. “Mwo??” kata Min Chan setelah berusaha bersusah payah menelan makanannya. Apa aku tak salah dengar Jung Min oppa mengajakku berkencan?? Dia mengajakku Dinner?? oh tak mungkin aku menolaknya kan. Dia begitu tampan.Tapi apa aku benar-benar harus menerimanya?? Oh,, mungkin aku terkena Love At The First Sight.
“Ne, kau mau makan malam denganku, banyak orang yang ingin makan malam denganku sexy charisma Jung Min” kata Jung Min pedenya “O, tentu saja ini hanya sebagai permintaan maafku” lanjutnya begitu melihat raut muka Min Chan berubah. “Dan kau bisa menolaknya jika kau tak mau, mungkin kita bisa pergi lain kali” katanya dengan raut muka kecewa.
“Aniyo,,, tentu saja aku mau oppa” jawab Min Chan cepat. “Jinjja??? kau mau??” Tanya Jung Min tak percaya. Min Chan mengangguk “Kurom,, kapan kita jalan??” tanya Jung Min antusias. “terserah kau saja oppa” jawab Min Chan. “baiklah, pulang sekolah nanti maukah kau ikut denganku” pinta Jung Min. “huh??? Odika??” tanya Min Chan heran. “Aku ingin jalan-jaln berkeliling Seoul, kau mau iktu??” tanya Jung Min. “Tentu saja”kata Min Chan senang.
Aissh,, Jinjja!! ige mwoyeyo?? aku dikacangin yang benar saja lihatlah mereka dengan asyiknya ngobrol dengan pasangannya masing-masing, lebih baik aku pergi saja dari sini. Kenapa Onyu oppa lulus tahun kemarin?? harusnya jangan lulus dulu biar aku juga bisa berduaan dengannya. Dumel Je Sun dalam hati melihat ketiga chingunya sedang asyik mengobrol-ngobrol ria dengan pasangannya masing-masing.
“Kyu Jong hyung, Jung Min hyung ayo kita pergi, aku belum mengerjakan PR Martematika,, ya,, Kyu Jong Hyung aku pinjam PR mu ya??” ajak Hyungt Jun pada kedua Hyungnya. “Mwo?? dasar pemalas aku yakin kau bahkan tak pernah membuat PR mu” kata Ha Jun mengejek. “Jangan sok tau” kata Hyung Jun sambil menjitak kepala Ha Jun. “Aya,,!” Ha Jun mengaduh dan menatap sebal ke Hyung Jun. “Sudah pergilah,, kalau tidak kepalaku ini pasti tak akan jadi kepala lagi” usir Ha Jun. Hyung Jun menyeringai “aku memang mau pergi dari sini” kata Hyung Jun. “jangan lupa nanti, pemarah, Hyung Kajja” lanjutnya. “Mwo???” Ha Jun marah dan hendak melempar Hyung Jun dengan botol saus yang ada didepannya namun namja itu keburu kabur. “Min chan, jangan lupa nanti” Jung Min mengingatkan. Ketiga namja itupun berlalu dari situ. “Aissh,, dasar menyebalkan” umpat Ha Jun kesal. “Mwo??” tanyanya kepada ketiga chingunya yang sedari tadi memandang penuh arti kepadanya.
“Oennie, sepertinya kita ketinggalan banyak berita” kata Ji Ra memulai pembicaraan. “Hmm, aku tak tau jika seorang diantara kita akan menyimpan ceritanya sendiri” tambah Min Chan. “Ya,, Ha Jun ah~ sejauh apa hubunganmu dengan Hyung Jun??” mata Je Sun menyipit. “kau sudah jadian dengannya” lanjutnya. “Mwo??” tanya Ha Jun kaget “aniyo,, aku tidak berpacaran dengannya apa kalian tidak melihatnya”lanjut Ha Jun. “Oh,, tentu saja kami melihannya oennie, kau mesra sekali dengannya” kata Ji Ra. “mesra?? nugu??” tanya Ha Jun polos. Je Sun menghela napas “tentu saja kau” timplnya “dan Hyung Jun oppa” Min Chan menambahkan. “Aku tidak jadian dengannya” Ha Jun bersikeras mengelak. “lalu apa itu 'jangan lupa nanti'” Je Sun mempraktekan gaya bicara Hyung Jun tadi, Ji Ra dan min Chan mengangguk setuju. “Aa,, itu,, hanya,,,” kata Ha Jun gugup. “Ne??” tanya Min Chan, “Hanya apa oen??” Tanya Ji Ra. “Gojitmal” sergah Je Sun. “Aissh,, jinjja kalian sendiri tadi apa ha?? kau Min Chan bukankah tadi Jung Min juga mengajakmu pulang bareng?? kau juga dongs bukankah tadi kau asyik bermesraan dengan Kyu Jong?? kenapa hanya aku yang diserobot pertanyaan seperti itu?? tidak adil” kata Ha jun panjang lebar. Wajah Min Chan memerah, tetapi Ji Ra masih tidak terpengaruh.
“Jangan mengalihkan pembicaraan oennie” Ji Ra memperingatkan, dan Je Sun mengangguk-angguk setuju. “Aku tak mau bilang pada kalian” kata Ha Jun kesal. “mwo??” Je Sun, Min Chan dan Ji Ra kaget. “Aku tak akan bilang pada kalian sekarang, besok saja waktu kita pajamas party, tak adil bukan kalau Hye Ra oennie, Hye Song oennie dan Rae wook oennie tahu belakangan” kata Ha Jun senang, ia pun segera berlari ke kasir untuk membayar makanan sebelum ketiga temannya meledak.
___________________***
Istirahat kedua, waktu yang tepat bagi Ji Ra untuk melanjutkan membaca novel. Magnae CF ini memang paling suka membaca novel, seperti biasa dia membaca novel dibawah pohon di taman sekolah yang rindang dan sejuk. Ketika sedang asyik membaca, seseorang datang menghampirinya.
“Annyeong Ji Ra, kita bertemu lagi” sapa Kyu Jong. “Oo,, oppa annyeong” sapa Ji Ra. “bolehkah aku duduk disini?” tanya Kyu Jong. Ji Ra mengangguk dan Kyu Jong duduk disampingnya. “oppa kau tak bermain basket?” tanya Ji Ra memulai pembicaraan. “kau tau aku suka bermain basket?” tanya Kyu Jong terkejut. “Ah, Ne tentu saja aku tau, kau sering bermain basket bersama Jung Min oppa dan Hyung Jun oppa, dan naui chingu Ha Jun oennie sangat suka melihat kalian bermain basket” kata Ji Ra membuat Kyu Jong terpengarah. “Mwo? Ha Jun suka melihat kami bermain basket?” tanyanya. “Ne, Ha Jun oennie kan suka sekali dengan Hyung Jun oppa” kata Ji Ra keceplosan. Sadar ia sudah bicara terlalu banyak refleks Ji Ra menutup mulutnya dengan kedua tangannya rapat-rapat. Aissh, kenapa aku bisa keceplosan begini? Mati aku jika Kyu Jong oppa sampai bilang ke Hyung Jun oppa, aku bisa dicincang Ha Ju7n oennie. Pabo kau Ji Ra, tamatlah riwayatmu.“Mwo??” tanya Kyu Jong lagi. “Oppa, maukah kau berjanji untuk tidak memberutahukan itu tadi pada Hyung Jun oppa, aku tak mau Ha Jun oennie marah padaku. Opaa jebal” kata Ji Ra memohon, dan tentu saja Kyu Jong akan meluluskan apapun keinginan yeoja yang ada disampingnya itu. “Tentu saja” katanya singkat dan ia tersenyum, “gomawo oppa” kata Ji Ra dan reflek ia memeluk Kyu Jong, membuat namja itu deg-degan dan berkeringat dingin.
Pip,,pip,,pip,,, bunyi ponsel Ji Ra dan ternyata yang menelfonnya adalah Jinki.
“yoboseo”
“Ji Ra, mianhe hari ini aku tak bisa menjemputmu”
“Mwo? Lalu aku pulang dengan siapa?”
“Kau bisa pulang dengan Min Chan, bukankah Lee Teuk oppa biasa menjemputnya?”
“Ne, Arraseo”
“Mianhe, dongsaengku sayang, jangan lupa kau bilang Je Sun juga, sampaikan salamku untuknya”
“Arraseo oppa, arraseo”
Pip, Ji Ra mematikan ponselnya kesal. Melihat hal itu Kyu Jong bertanya “museun iriya?”. “Onyu oppa tak bisa menjemputku hari ini, aku harus pulang dengan Min chan oennie” kata Ji Ra menjelaskan. “bukankah hari ini Min Chan pulang bersama Jung Min?” Kyu Jong mengingatkan. “Emm,, aku bisa pulang dengan Ha Jun oennie” kata Ji Ra. “Ha Jun akan pulang bersama Hyung Jun bukan?” sekali lagi Kyu Jong mengingatkan. “Aissh, dasar onyu oppa Pabo” gerutu Ji Ra. Ragu-ragu Kyu Jong menawarkan. “Emm,, kau bisa pulang denganku, aku akan mengantarmu”. “mwo? Aniyo oppa, gomawo, hajiman aniyo, itu tak perlu aku bisa naik bus bersama Je Sun oennie” kata Ji Ra menolak, tentu saja tawaran Kyu Jong membuatnya kaget setengah mati. “gwenchanayo, ini sebagai permintaan maafku atas kejadian kemarin lusa” kata Kyu Jong “Jebal” pintanya. “baiklah kalau begitu” kata Ji Ra.
_______________________***
Di Konkuk university,,
Hari ini Rae Wook berencana untuk mengembalikan Buku Hyun Joong yang kemarin terbawa olehnya. Tentu saja bertemu dengan Hyun Joong membuatnya sangat senang. Hyun Joong oppa kan sangat terkenal di kampusnya. Rae Wook pun mencari-cari Hyun Joong di sekeliling kampus, begitu ia mencari kesana kemari ia melihat Hyun Koong sedang asyik duduk-duduk di taman, namun ia tidak sendiri, ada seorang yeoja disampingnya. Mata Rae Wook menyipit berusaha untuk mencari tahu siapa Yeoja yang ada disamping Hyun Joong. Ternyata itu adalah Tiffany, cewek populer di kampus. Banyak sekali namja yang menyukainya. Rae Wook kecewa lalu ia pun berbalik untuk meninggalkan tempat itu. Ketika ia berbalik Hyun Joong melihatnya. Sudah sedari tadi ia ingin menjauh dari Tiffany, namun gadis itu selalu nempel dengannya, Hyun Joong sampai jengah dibuatnya. Ia tahu kalau Tiffany mengejarnya namun ia tidak menyukai gadis itu. Lalu ia segera menghampiri Rae Wook.
“Oppa, odikayo??” tanya Tiffany begitu melihat Hyun Joong berdiri dari kursinya. “Kamar mandi,wae? kau mau ikut?” tanya Hyun Joong kesal. “Aniyo, aku akan menunggumu disini, kau akan kembali bukan?” tanya Tiffany penuh harap. “Ne,, tapi jika tak ada kau, Tiffany lebih baik kau masuk ke kelasmu, bukankah kau tadi bilang ada kelas sekarang?” tanya Hyun Joong,dia sudah muak dengan gadis yang ada didepannya saat ini. “Oppa, kau mengusirku?” tanya Tiffany polos. “Ne” jawabnya singkat. “Oppa kau jahat sekali” kata Tiffany, air matanya mulai menetes dan ia pergi meninggalkan Hyun Joong. Hyun Joong tak peduli, lalu ia segera pergi mencari Rae Wook, ternyata Rae Wook belum jauh darinya. Rae Wook sedang duduk di taman, matanya menatap ke depan kosong, lalu ia menghela napas.
“Annyeong Rae Wook” sapa Hyun Joong. Rae Wook terkejut mendapati Hyun Joong berada di depannya. “Oo,,, sunbae,, Annyeong” sapa Rae Wook gugup. Untuk sejenak suasana hening. “Emm,, apa kau tak mempersilakan aku duduk disampingmu?” tanya Hyun Joong. “Oo,, duduklah,, mianhe” katanya. Hyun Joong segera duduk disampingnya.
“Museun iriya??” tanya Hyun Joong. “Ne??” Rae Wook balik bertanya, “kau terlihat lesu, ada apa?? apa kau belum makan??” tanya Hyun Joong geli. “Aniyo, tentu saja tidak, aku sudah makan” kata Rae Wook membela diri. “Sunbae Gomawoyo” katya Rae Wook, alis Hyun Joong terangkat pertanda ia bertanya kenapa. “kau sudah membantuku kemarin, dan kau juga sudah mentraktirku” kata Rae Wook, “Gwenchanayo, baiklah sebagai ucapan terima kasih kau bisa mentraktirku makan” kata Hyun Joong. “mwo?? Tongi oppsoyo, aku lupa membawa dompet hari ini sunbae” kata Rae Wook. “tapi tadi kau bilang kau sudah makan, kau makan di rumah??” tanya Hyun Joong lagi. “Ne” kata Rae Wook, sebenarnya dia sendiri juga belum makan. Kruyukk,, kruyuukk,,, perut Rae Wook berbunyi. “Puh,, kau belum makan kan??” tanya Hyun Joong menahan tertawa, muka Rae Wook merah seperti kepiting rebus . Aissh pabo,, kenapa perutku buntu pada saat seperti ini,, sungguh memalukan apalagi di depan Hyun Joong sunbae, aku barus bilang apa.”Kajja” ajak Hyun Joong,, “Odi??” tanya Rae Wook heran. “makan, kau belum makan kan,, jangan kuatir aku akan mentraktirmu”. Merekapun segera menuju ke kantin. “aku akan mentraktirmu makan 2 kali sunbae, jangan kuatir” kata Rae Wook. “aku tunggu ajakanmu” kata Hyun Joong tersenyum. Membuat dada Rae Wook berdegup kencang.
____________________****
Pulang sekolah,,
Aissh jinjja,, yang benar saja apa aku hari ini benar-benar harus pulang dengan bus, Onyu oppa kenapa kau tak datang??. saat ini Je Sun benar-benar kesal hari ini dia harus pulang naik bus, karena Jinki -oppanya Ji Ra- yang biasanya menjemputnya tak datang. Tadi Kyu Jong dan Ji Ra mengajaknya untuk barengan tapi tentu saja mengerti situasi dan tidak mau menjadi pengganggu mereka berdua. Dengan beralasan harus kerja kelompok dengan temannya, Je Sun sukses mengelabuhi mereka berdua. Saat sedang asyik menendang-nendang batu yang ada di trotoar untuk melepas kekesalannya sebuah mobil Toyota Land Cruiser berhenti di sampingnya. Je Sun berhenti melangkah dan menoleh kesamping. Nuguya?? Tanya Je Sun dalam hati. Perlahan kaca mobil itu terbuka, dibangku kemudi terlihat Key yang sedang tersenyum atau lebih tepatnya nyengir ke arah Je Sun.
“Key??” Je Sun mata Je Sun megerjap. “Annyeong Je Sun” sapa Key polos. “Yah, kenapa kau ada disini? Apa yang kau lakukan?” Tanya Je Sun. “Aku??” kata Key menunjuk dirinya sendiri. “Aku sedang menjemputmu” lanjutnya. “Je Sun terkejut. “menjemputku?” tanyanya, “Tch, yah apa kau sedang bercanda?” sergah Je Sun. “Je Sun ah~ naiklah, aku akan mengantarmu sampai ke rumah” bujuk Key. “Aniyo, lebih baik aku naik bus saja dari pada aku ikut denganmu” setelah berkata seperti itu Je Sun meneruskan perjalanannya menuju halte bus. Melihat Je Sun yang tak menggubris ajakannya maka Key turun dari mobil dan menyusul Je Sun, ketika sudah dekat dia segera menarik tangan Je Sun membuatnya berhenti.
“Mwo?? Lepaskan” kata Je Sun, namun Key tetap tidak melepaskan cengkramannya. “Key, aku bilang Lepaskan” Je Sun mengulangi, Key tetap bergeming membuat Je Sun semakin kesal. “Lepaskan atau aku akan berteriak” katanya. “Je Sun ah~ kenapa kau bersikap seperti ini padaku?” tanya Key sedih. Kau bertanya kenapa aku berbuat seperti ini?? Ini semua salahmu, dulu kau pindah tanpa memberitahuku, taukah kau saat itu hatiku sakit sekali?? Butuh waktu lama untukku mengobati sakit hatiku, tidakkah kau mengerti jika dulu aku begitu menyukaimu Key??tapi kini segalanya telah berubah, semuanya sudah terlambat. Melihat Je Sun yang hanya berdiam diri Key segera menyeretnya. “Kajja” katanya. “Odika?” tanya Je Sun bingung. namun, Key tak menjawabnya, ia hanya diam menuju ke arah mobil. “Masuklah” perintah Key, tanpa babibu lagi Je Sun masuk. Setelah menutup pintu Key segera duduk di kursi kemudi dan mulai menjalankan mobilnya. “Key, Odika??” tanya Je Sun begitu melihat jalan yang dilewati Key bukanlah jalan menuju ke rumahnya. “Yah, Key apa kau bisu?? Jawab pertanyaanku” kata Je Sun mulai kesal. “Diamlah” kata Key singkat. Sepanjang perjalanan Je Sun hanya berdiam diri, Je Sun sudah marah semarah-marahnya, ia ingin segera pulang bibirnya cemberut. Tak lama kemudian mobil berhenti, ternyata Key membawa Je Sun ke pantai. Hening sesaat.
“Mianhe” ucap Key, Je Sun hanya diam saja. “Mianhe, aku sudah memaksamu ikut denganku, tapi Je Sun ada yang ingin kubicarakan denganmu” lanjutnya. “Je Sun ah~ sebelumnya aku minta maaf, dulu aku sudah pergi ke luar negri tanpa memberitahumu, aku tak ingin membuatmu sedih, itulah sebabnya kau pergi diam-diam, teman-teman yang lain pun tak ada yang kuberitahu, menyakitkan memang” kata Key. Huh! Sadar juga dia rupanya kalau hal itu membuatku marah. “Je Sun ah~ sebenarnya dari dulu aku sudah menyukaimu, sejak kecil aku sudah menyukaimu, Je Sun ah~ Saranghae” lanjut Key. Je Sun membeku, matanya membelakak, ia tak menyangka Key akan mengatakan hal itu. Ia tak menyangka jika Key memiliki perasaan yang pernah ia rasakan, namun sekarang perasaan itu sudah hilang, dan Key-lah yang membuatnya hilang. “Je Sun ah~ bicaralah, jangan hanya berdiam diri saja” pinta Key. Je Sun menghela napas, ia pun memberanikan diri untuk bicara “Key, kau tahu aku juga mempunyai perasaan yang sama sepertimu, aku takut kehilanganmu, aku begitu menyukaimu seperti rasanya mau mati, kau cinta pertamaku, kau yang membuatku merasakan cinta, sayang terhadap seseorang, aku senang kau menggangguku, itu artinya kau menganggapku lebih dari pada yang lain, memikirkan hal itu saja membuatku senang. tapi itu dulu, dulu sebelum kau pergi meninggalkanku, kesalahan yang kau buat dengan tidak memberitahuku telah mengubah perasaan itu. Ketika kau pergi meninggalkanku perasaanku hancur, pertama kalinya aku merasakan cinta namun untuk pertama kalinya juga hatiku hancur. Semua teman-temanku jadi ikut sedih karena kesedihan yang kurasakan, kesedihan akan kehilanganmu. Andai saja Key, andai saja saat itu kau memberitahuku jika kau akan pergi ke luar negeri aku pasti akan mengunggumu, aku akan menunggumu hingga kau kembali. Tapi keadaannya sekarang seperti ini, aku sudah terlanjur sakit hati” Kata Je Sun pahit, tanpa sadar air matanya turun, tangisnya pecah, ia mencoba mengusap air mata yang turun dengan punggung tangannya, mengingat kembali perasaan hancur saat itu masih membuatnya sakit, Je Sun menelan ludah dan mencoba berbicara lagi "Key, kau tak tau bagaimana sakitnya itu, saat itu aku masih kelas 2 smp, terlalu kecil untuk sakit hati, aku sakit hati seperti orang gila, aku mencarimu kesana kemari, aku mencarimu seperti orang tak waras, memikirkan hal itu pu sampai saat ini membuatku sakit, seakan aku kembali pada saat itu, dadaku sesak Key, aku,, aku,,," Je Sun tak meneruskan ucapannya ia hanya menangis, ia menutup wajahnya dengan kedua tangannya. melihat Je Sun menangis dada Key seperti disaya-sayat, ia tak ingin melihat Je Sun menangis, lalu tanpa sadar tangan Key terulur dan menarik Je Sun ke dalam pelukannya, berharap tangisnya akan berhenti, namun Je Sun malah menangis semakin keras, dia tak memeluk Key, tapi juga tidak menolaknya. "Mianhe Je Sun ah~, mianhe, kalau aku tahu akan terjadi seperti ini aku pasti tak akan pergi, Mianhe aku telah menyakitimu hingga seperti ini, uljima" kata Key menenangkan sambil mengusap-usap rambut Je Sun, membelainya lembut, untuk sekian lama hanya terdengar suara tangis Je Sun. Namun tak lama kemudian tangisnya mereda, hanya terdengar suara isakan.perlahan Key melepas pelukannya. lalu mereka segera pulang ke rumah.
_______________________***
Di Kantor Hye Ra
Saat itu Hye Ra sedang mengingat kembali pertemuannya dengan Sungmin, Dulu sunmin adalah pacarnya ketika ia masih SMA dan Kuliah, tapi karena terlalu lama berhubungan Sungmin menjadi menjauh, Hye Ra pun tak pernah tahu kenapa ia menjauh, dan lama-kelamaan hubungan mereka kandas, bisa bekerja satu kantor dengan Sungmin tak membuat hati hye Ra senang, satu-satunya yang membuatnya senang hanyalah karena ada Leeteuk, namja pujaannya saat ini, memang setelah putus dengan Sungmin Hye Ra segera mencari cinta yang baru dan ia ingin segera melupakan Sungmin. Saat itu Hye Ra sedang berada di Foodcourt dekat kantor, dan memang pegawai-pegawai kantornya lebih senang nongkrong di situ. dari kejauhan Sungmin melihat Hye Ra sedang melamun, ia segera menhampirinya. Namun langkahnya tiba-tiba berhenti begitu ia melihat Leeteuk yang menghampiri Hye Ra duluan, ia pun mengurungkan niatnya.
"Annyeong Hye Ra, boleh aku bergabung denganmu?" tanya Leeteuk. melihat Leeteuk yang tiba-tiba berdiri di dekatnya membuat Hye Ra terkejut. "Oo,,, tentu saja oppa" Kata Hye Ra gugup. Leeteukpun segera duduk di depan Hye Ra.
"Apakah ada yang mengganggu pikiranmu saat ini?" tanya Leeteuk, "Ne??" tanya Hye Ra. "kau boleh bercerita apa saja padaku, dan aku selalu siap jika kau membutuhkan bantuan" kata Leeteuk tenang. "seperti kemarin, jika kau mau pulang denganmu dengan senang hati aku akan mengantarmu jangan seperti kemarin, kau harus hujan-hujan" lanjutnya. "Gomawo oppa" ucap Hye Ra singkat. "Jadi, kau mau berbagi cerita denganku?" tanya Leeteuk lagi. "oo, tidak aku hanya kecapaian, akhir-akhir ini pekerjaanku sangat banyak" kata Hye Ra berbohong, Leeteuk menaikkan sebelah alisnya yang sempurna. "Jika kau merasa pekerjaanmu berat, kau bisa pindah ke divisi lain" kata Leeteuk, dia mengedipkan sebelah mata pada Hye Ra membuat Hye Ra berkeringat panas dingin. "Aniyo, tak perlu seperti itu oppa, aku tak papa" kata Hye Ra menolak. "kuge mwoyeyo?" tanya Leeteuk melihat bungkusan di dekat Hye Ra. "Oo,, ini,,ini jas Sungmin kemarin dia memberikannya padaku karena melihat aku kedinginan" Hye Ra tersenyum. "kau suka padanya?" tanya Leeteuk tiba-tiba *aduh,, oppa nie nanya mulu de* Hye Ra kaget, "Mwo?" tanyanya. "Ah, tidak lupakan perkataanku barusan" kata Leeteuk dan ia tersenyum. "Hye Ra, apakah kau mau menjadi sekertarisku" kata Leeteuk membuat Hye Ra yang sedang minumtersedak, "Mwo??" tanyanya. "Ya, apa kau mau menjadi sekertarisku?" ulang Leeteuk. "Wae?? bukankah kau punya sekertaris sendiri oppa?" tanya Hye Ra bingung. "well,, itu sekertarisku sedang cuti hamil, jadi aku harus mencari sekertaris baru, maukah kau??" pinta Leeteuk. "Hajiman, bagaimana dengan posisiku yang lain?" tanya Hye Ra, "Oh, soal itu kau tak perlu khawatir" kata Leeteuk menenangkan.
"Mau ya, Jebal??" pinta Leeteuk. "Eumm,, aku pikir-pikir dulu oppa" kata Hye Ra, lalu pandangan mata Hye Ra menangkap Sungmin yang sedang berdiri dari kursinya, tanpa pikir panjang Hye Ra menyapanya. "Sungmin sshi" sapa Hye Ra, mendengar ada yang memanggilnya sungmin menoleh dan mendapati Hye Ra yang berdiri dari kursinya, disampingnya Leeteuk mengawasinya dengan pandangan mata tajam. "Oo,, Hye Ra sshi, mworago??" tanyanya tersenyum, lalu ia menghampiri Hye Ra. "Ini, aku mau mengembalikan Jas-mu, Gomawo" kata Hye Ra sambil menyerahkan bungkusan jas Sungmin. ”Ne” jawab Sungmin singkat. Lalu ia memandang Leeteuk yang tengah menatapnya tajam, Sungmin mengacuhkannya. ”Hye Ra, jika tak ada urusan lagi aku akan pergi.” kata Sungmin, ”O, Ne” Kta Hy Ra. Sungmin pun berlalu. Begitu bayangan Sungmin hilang ditengah kerumunan Hye R menghela napas panjang. Huh!! Bagus sekali sperti dulu kita tak pernah berhubungan, formal sekali.
_________________****
Sore yang indah ini Hye Song sedang berada di taman kompleksnya, hari ini ia pulang lebih awal, saat ini ia sedang duduk-duduk di bangku taman di bawah pohon yang rindang sambil memikirkan kejadian kemarin, dimana ia bertemu Young Saeng di restoran. Hah!! Masa bodolah, itu juga tak ada urusannya denganku tapi kenapa hatiku sakit, tak mungkin kan aku menyukai namja menyebalkan itu. Haisshh,,, ottokhae??
-Hye Song POV-
Aku bingung, aku tak tau kenapa hatiku sakit, sakit jika mengingat kejadian kemarin, aku bodoh sekali kemarin langsung meninggalkan restoran itu, terlebih lagi untuk menghindari Saengie oppa, bagaimana ini?? Tapi siapa yeoja yang bersamanya itu?? Sepertinya tak asing bagiku. Aku tak mau begini, apakah aku benar-benar menyukai lelaki sialan itu, namja yang biasa mengganguku, yang tak pernah akur denganku terlebih lagi namja yang sudah punya yeojachingu?? Aku tak menyangka kehidupan cintaku akan setragis ini. Tunggu belum tentu dia yeojachingunya, tapi kemarin dia menggandeng tangan yeoja itu, Saengie tak pernah berbuat seperi itu pada siapapun, bahkan pada Ha Jun adiknya sendiri. Aku tersenyum pahit menyadari kenyataan.
”Hye Song ah~” sapa seseorang, tunggu aku kenal suara ini, suara ini, suara orang yang paling tak ingin kutemui saat ini. Bagaimana ini? Apa aku harus pergi saja dari sini?.
”Ya, Hye Song ah~ sedang apa kau disini?” tanya Saengie, aku heran memangnya aku tak boleh berada disini, aku juga tinggal disini. ”Wae?? Memangnya aku tak boleh berada disini?” kataku menyuarakan isi hatiku, begitu aku menoleh padanya aku terkejut. Dia tidak sedang sendiri, yeoja itu, itu yeoja yang kemarin aku lihat. Tapi aku benar-benar merasa tak asing dengannya. ”Aku hanya bertanya, aku hanya menyapamu, tak seperti kau, sombong sekali.tak menyapaku aku berjalan didepanmu kau tak menyapaku, benar-benar sombong” cibir Young Saeng. Benarkah dia tadi berjalan didepanku? Aku tak tau.aku hanya mengangkat bahu. ”Oh ya, kenalkan ini yeojachinguku Chun Hye Sun, chagi kenalkan ini Hye Song tetanggaku” kata Saengie memperkenalkan kami, Hye Sun jadi itu namanya, Hye Sun sepertinya aku kenal. Aku berdiri dan menjabat tangannya.
”Annyeong, kau Hye Song, Kim Hye Song yang dulu kuliah di konkuk bukan??” tanya Hye Sun, ”Ne, benar” kataku singkat. ”Kau tak ingat padaku, aku teman kuliahmu dulu” Hye Sun tersenum lebar lalu ia memelukku. Benar kan aku memang kenal dengannya ternyata dia teman kuliahku dulu, tapi bagaimana ia bisa kenal dengan Saengie? Oh yasudahlah itu bukan urusanku. Aku balas memeluknyaaku pasti akan senang bertemu lagi dengannya kalu bukan dalam keadaan seperti ini.
”O, kalian sudah saling kenal” tanya Saengie heran. Hye Sun melepas pelukannya dan ia berdiri di sisi Saengie lagi dan bergelayut di lengannya. Aku menelan ludah dan membuang muka. Oh yang benar sajam aku jadi obat nyamuk disini. ”Benar Chagi, dia teman kuliahku dulu, senang sekali aku bisa bertemu dengannya, tapi dia tak ingat padaku” Kata Hye Sun murung. ”Oh, kau tau, ingatannya jelek sekali, tadi saja aku tidak disapanya bukan” kata Saengie. Aku menatapnya tajam, tapi aku diam saja tak membalas ejekannya. Aku menghela napas mencoba meredam emosiku untuk tidak melemparnya dengan sepatu joggingku ini, aku anggap saja tadi dia tak bicara apa-apa tentang ingatanku. ”Mianhe” kataku singkat. ”Kurom, kau tak mau bergabung dengan kami? Kami baru saja akan jogging” Hye Sun menawarkan dengan ramah. ”Mwo? Oh tidak aku sudah selesai, tadi saja aku sedang beristirahat dan aku akan pulang” Jawabku seramah mungkin. ”Ow, sayang sekali” kulihat Hye Sun kecewa,tapi ya sudahlah, aku juga sudah selesai, dan hari ini aku benar-benar lelah aku hanya ingin pulang ke rumah, dan beristirahat. Mungkin aku akan ikut yoga untuk merefreshingkan pikiranku sejenak.
”Jadi, kau akan pulang?” tanya Hye Sun, ”begitulah, mianhe mungkin lain kali” kataku. Tapi mulai sekarang aku tak akan kesini lagi mungkin, tidak di hari Jum’at. ”Baiklah, aku pulang dulu aku menyesal tidak bergabung dengan kalian, Bye” kataku, aku segera menjauhkan diriku dari mereka. Samar kudengar Saengie berkata. ”Tumben hari ini dia tidak galak”. Tapi aku tak mendengar percakapn mereka selanjutnya karena aku sudah berlari menuju rumahku membawa sakit hatiku ini.
-Hye Song POV end-
TBC.....TBC....TBC........
Nyahahahahaha~
Mian ya klo ceritanya geje...
Dan juga mian klo ceritaku banyakan dari pada iank laen,,,
itulah enaknya jadi author,,,
hhi~
jgn lupa di cummend,, kritik dan saran selalu ditunggu demi perbaikan FF ini,,,
tpi kritik.a iank membangun oke......
^^